WHAT'S NEW?
Loading...

Book Review: Tintenblut (Inkspell)

Review Buku Penivia

_________________________________________________________________________________



Judul Buku : Tintenblut (Inkspell)
ISBN : 978-97922-8426-3
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Penulis : Cornelia Funke
Cetakan ke : Kedua ( Mei, 2013)
Tebal : 675halaman + cover

___________________________________________________________________________________

Blurb

Meskipun satu tahun telah berlalu, tak sehari pun Meggie melupakan berbagai peristiwa luar biasa dalam Inkheart, cerita yang tokoh-tokohnya keluar dari buku lalu mengubah hidup Meggie selamanya.

Sedangkan bagi Staubfinger, kebutuhan untuk kembali ke dalam cerita yang asli sekarang berubah menjadi keharusan. Ketika ia menemukan pencerita jahat yang memiliki kemampuan magis untuk membuatnya masuk kembali ke cerita, Staubfinger pun meninggalkan Farid, muridnya yang masih muda, dan terjun ke Inkworld.

Farid lantas mencari Meggie, dan mereka menemukan jalan untuk ikut masuk ke cerita. Di sana keduanya bertemu Fenoglio, penulis kisah asli Inkheart, yang sekarang tinggal di dalam ceritanya sendiri—dan mendapati cerita itu berubah banyak, malah mungkin berkembang mengerikan menjadi sesuatu yang tak pernah dibayakngkannya.

Bisakah Meggie, Farid, dan terutama Fenoglio mengembalikan cerita ini ke jalur semula?
__________________________________________________

Review Buku Pertama: Tintenherz (Inkheart)

Well,berdasarkan Goodreads, vote untuk buku ini nilainya sekitar 3,5/5 stars. Banyak reviewer yang menyayangkan penggunaan kata B dan kata D yang cukup banyak.(Buat yang belum tau, B Words and D Word itu umpatan dalam bahasa Inggris) padahal buku ini ditujukan sebagai bacaan anak-anak. Hal lain yang disayangkan banyak pembaca adalah romansa antara Meggie dan Farid yang terkesan terlalu dewasa untuk seorang anak yang berusia 13 tahun. Hal tersebut memang benar, saya sendiri berusaha menikmati cerita ini dengan menganggap Meggie dan Farid setidaknya telah berusia 16 tahun. Meskipun dalam kisah pada buku atau masa lampau gadis belia yang belum genap 7 tahun telah ditunangkan dengan anak laki-laki,tetap saja pemikiran dan gelagat Meggie ataupun Farid terlalu dewasa, bukan seperti yang biasa bocah lakukan dan rasakan ketika tertarik dengan lawan jenisnya.

Bisa dibilang ini menjadi salah satu pertimbangan untuk menentukan layak atau tidaknya sebuah buku dibaca oleh anak di bawah umur.

Terlepas dari itu semua saya tetap masih sangat menyukai buku ini. Mungkin inilah efek samping ketika kau jatuh hati pada sebuah karakter dalam buku. Seburuk apapun perannya atau kisah di dalam buku itu, kau tidak dapat membencinya. Tidak dirinya, buku tentang dia maupun penulisnya. Genre Fantasy yang menjadi genre utama kisah ini benar-benar tidak membuat kecewa. Saya berharap ada sentuhan lain yang dapat memperbaiki genre Romance dalam kisah ini.

Hal lainnya yang menjadi perhatian saya adalah keluhan dan permasalahan seorang penulis. Seperti jatuh hati pada tokoh rekaannya sendiri, kesulitan menemukan kata-kata ketika sangat membutuhkannya, dan juga hal lainnya. Tapi saya tidak sepenuhnya seperti Fenoglio. Ugh.

Sekarang saya sangat yakin hanya Elinor Loredan yang memahami kecintaan dan kasih sayang saya terhadap buku. Sepertinya saya berharap orang menyebalkan seperti dia ada di sini, sehingga kami dapat berkomplotan untuk memenuhi hasrat akan buku.

Sayangnya tidak banyak ulasan detail yang dapat saya berikan, mengingat saya hanya dapat menikmati untuk membacanya di waktu luang. Setiap jeda antar halaman seringkali menghapus kenangan ataupun perasaan ketika membaca menjadi terputus-putus (?).

Sedikit kekurangan dari novel tejemahan ini adalah terdapatnya beberapa kesalahan penulisan di beberapa bab akhir, padahal bab-bab akhir justru scene yang paling seru TTwTT

Review Buku Terakhir : Tintentod (Inkdeath)

Berikut saya akan munculkan lebih banyak spoiler dari kalimat-kalimat menarik yang saya temukan dibuku in sebagai penutup~

“Oh Tuhan, pemuda yang malang!” ia menggeram sambil mengusir beberapa anak yang , menghalangi jalan mereka, lagi-lagi  memohon sebuah cerita darinya. “Dia jatuh cinta padamu ya?”
-162
(Komentar Fenoglio terhadap Meggie saat melihat Meggi dan Farid yang saling berpandangan sebelum berpisah)


Apakah rasa laparmu pada cerita akan berakhir ketika kau sendiri menjadi bagian dari cerita?
-166
(Ketakutan Meggie saat pertama kali datang ke Inkwolrd)

“Begitu kita bisa membebaskan ayahmu, kita akan menjelaskan hal itu padanya.”
“Menjelaskan apa?”
“Yah, bahwa sepertinya dia harus meninggalkanmu di sini. Karena sekarang kau milikku, sementara aku ingin tetap bersama Staubfinger.”
-466
(Ketika Farid dan Meggie beristirahat di tepi  pantai dekat Kastel Kegelapan. Kata-kata Farid seolah kalimat lamaran XD)

Sangat jarang ada lelaki yang cintanya kepada seorang wanita terukir di wajahnya dengan pisau.
-502
(Komentar terkait luka di wajah Staubfinger yang disebabkan oleh kecemburuan Basta karena menyukai istri Staubfinger, Roxane)

Tidak kelihatan justru semakin memperparah rasa takut Farid. Rasanya seolah-olah tidak ada lagi yang tersisa darinya kecuali pedih di hati.
-522
(Kecemasan Farid ketika menjadi tidak terlihat memasuki kastel kegelapan bersama Staubfinger)

“Oh Tuhan, senang sekali bisa bertemu denganmu Meggie. Aku tahu seharusnya aku tidak berkata begitu. Ayah yang baik seharusnya akan berkata : astaga Nak, masak kau harus selalu ikut terkurung bersamaku setiap kali aku dikurung?”
-546
(Kelegaan Mo dapat bertemu Meggie dalam tahanannya)

“Ya Tuhan, Meggie”, erang Mo waktu ia ketularan batuk hebat. Apa kau tidak bisa tidak ketularan satu saja penyakit anak-anak?“
-548
(Kenangan Mo ketika merawat Meggie kecil sakit)

“Yah, selama masih terasa sakit, berarti aku masih hidup.”
-550
(Ketika Meggie tidak sengaja menyikut luka Mo)

Pangeran meletakkan tangan dalam moncong beruang peliharaannya, seperti yang sudah sangat sering ia lakuka, dan seperti biasanya tangan itu secara ajaib keluar dalam keadaan utuh dari sela-sela gigi si beruang.
-563
(Ketika Pangeran Hitam dan kelompok perampoknya berdiskusi bersama Staubfinger dan Farid)

“Enam, tujuh tahun-- astaga, Meggie,” seru Mo setelah Taddeo pergi. “Kau sekarang sudah tiga belas tahun, tapi aku belum mengirimmu pergi, apalagi menunangkanmu dengan siapapun!”
-583
(Ketika Mo bergurau setelah mendengar penjelasan Taddeo tentang usia pernikahan para putri Kerajaan Kastel Kegelapan untuk bertunangan)

Bonus :


0 komentar:

Posting Komentar